Lamunan Tera

Aku ingin memakai sebuah gaun sederhana saja di hari itu. Dress berwarna putih susu tanpa lengan. Sedikit aksen di bagian dada. Mengembung di bagian bawah. Rambut terurai dan hanya terhiasi topi kecil cantik khas para bangsawan inggris. Satu hal paling penting adalah tanpas riasan di wajah!

Aku ingin berjalan dengan penuh keyakinan menuju altar bersama seorang laki-laki di sebelahku. Laki-laki tulen yang tidak akan pernah menyesal di kemudian hari. Tidak akan pernah menyesal di kemudian hari, di suatu pagi mendapatiku terbaring dengan muka penuh iler. Ia harus memakai setelah jas hitam yang fit di badannya. Of course. Sepatu, bukan pantofel tapi chuck taylor all star.

Aku ingin berjalan bersamanya. Terlihat di kursi paling depan dua bapak dan dua ibu tersenyum lebar. Aku ingin dua bapak dan dua ibu yang tidak akan pernah menyesal pula. Mendapati anaknya tak lagi serumah di kemudian hari.

Aku ingin segera sampai di sana. Disaksikan handai taulan dan mantan kekasihku dan mantan kekasihnya. Aku ingin mereka mengamini yang dikatakan pastur. Tak peduli itu doa atau hanya sekadar pemenuhan ritual belaka.

Aku ingin ...

Byuur! “Bangun Tera!”

Hujan tidak ada dalam rencanaku di hari itu. Air apa ini? Oh tidak. Ibu sudah membangunkanku. Membuyarkan lamunanku. Baiklah bu, aku akan bangun.

Comments

Popular posts from this blog

'Ke Sana' - nya Float

Ayu Rianna Amardhi: Sang Putri Indonesia dari Komunikasi

Sensasi Bermusik Live