Posts

Showing posts from 2013

Sementara

(sementara) hidup di Jakarta, aku banyak belajar. Aku belajar menjaga kepercayaan orang tua. Ah...sudahlah. Aku belajar waspada. Aku belajar hidup mandiri. Secara finansial. Aku belajar membaca rambu-rambu lalu lintas dan penunjuk jalan. Aku belajar menghafal trayek angkutan umum, seperti metromini dan kopaja. Aku belajar menghemat uang. Ah tidak. Aku selalu gagal mempelajarinya. Aku belajar berteman dengan orang baru. Ini susah. Aku belajar tidak mempercayai begitu saja omongan orang. Apakah ini disebut pelajaran? Aku belajar menghadapi orang-orang ‘bertopeng’ setiap harinya. Aku belajar. Aku belajar menulis lagi.

Terima Kasih 31 Hari Menulis

Ini adalah hari ke-31 program 31 Hari Menulis 2013 buatan anak Komunikasi UGM. Mulai besok tak akan lagi menulis blog dengan label #31HariMenulis. Walaupun demikian, semangat 31 Hari Menulis tak boleh berakhir begitu saja. Ini kali pertama saya ikut program ini. Senang rasanya bisa mengalami waktu-waktu bersemangat menulis, mendapatkan ide tulisan begitu saja, mempublish tulisan-tulisan lama, takut dikejar denda, harus ke warnet malam-malam, menulis ngasal asal tak denda, sampai bingung harus menulis apa. Inilah sensasi ikut 31 Hari Menulis. Tak peduli apakah tulisan saya bisa dibaca dengan enak atau tidak. Saya sudah cukup berprestasi bisa menyelesaikan 31 hari tantangan menulis. Hahaha. Tak lupa ucapan terima kasih harus disampaikan pada Bang Wiro. Dialah admin blog www.31harimenulis.blogspot.com yang selama ini setia menunggui tulisan-tulisan para peserta. Walau terkadang salah rekap, tapi apalah daya Bang Wiro juga manusia. Harap maklum. Saya juga minta maaf apabila s

Bertemu Teman

Hari ini aku senang sekali. Aku bertemu teman-teman kuliah. Sudah lama aku tidak bertemu mereka. Setelah lulus, rasanya sepi sekali tidak pernah bertemu teman-teman. Kami bertemu di perpus universitas. Kami berbincang ngalor-ngidul seperti biasanya. Tidak terasa hari sudah sore. Kami merasa lapar. Kami ingin makan bersama. Namun di luar hujan turun sangat deras. Kami pun menunggu. Setelah hujan reda, kami pun berangkat ke rumah makan. Aku senang. Semoga aku bisa bertemu mereka lagi.

Terima Kasih dan Maaf

Sempat bertukar pesan dengan salah seorang teman, akhirnya saya mengetahui kabar ini. Kabar bahwa majalah tempat saya bekerja sebagai reporter lepas sudah memutuskan untuk vakum. Entah untuk berapa lama. Majalah anak muda lokal Jogja yang saya ikuti sejak April 2012 lalu. Sayang sekali. Majalah ini muncul di tahun 2010. Sempat berganti-ganti konsep dan segmentasi saat masih berbentuk buletin, akhirnya di akhir tahun 2012 majalah ini berubah bentuk menjadi majalah dengan sasaran pembaca anak SMA. Saya sendiri bekerja sebagai reporter lepas. Setiap sebulan sekali saya mendapat tugas membuat artikel seperti profil komunitas, profil siswa bereprestasi, terkadang artikel tentang gadget, dan lain-lain. Sungguh pengalaman yang sangat berharga dan tidak akan terlupakan. Kepuasan batin bisa membuat suatu tulisan dan dibaca banyak orang (yang ini sebenarnya saya tidak yakin) merupakan kesenangan tersendiri. Bisa pergi meliput konser musik, pentas teater teman-teman SMA Jogja, dan berpusing-pusin

Lupa Cara Berimajinasi

Dulu, sebelum bapak saya pensiun, saya terkadang mengantarnya pergi bekerja agar saya bisa memakai motornya. Sepanjang perjalanan ke tempat kerjanya, kami harus melewati jalan raya yang di samping kiri dan kanannya adalah persawahan. Tepat di sisi jalan raya ini terdapat parit atau sungai kecil. Di tepi-tepi kali ini banyak ditumbuhi rerumputan liar yang mempunyai bunga-bunga kecil. Walau liar bunga-bunga ini indah-indah. Selama saya dibonceng bapak, saya menikmati pemandangan indah ini. Melihat sawah-sawah dan kali ini saya jadi teringat masa kecil saya. Masa kecil yang penuh imajinasi. Dulu saat masih TK dan SD, apapun bisa jadi imajinasi. Saya melihat sungai-sungai kecil di sawah dekat rumah, saya langsung bisa melamun. Membayangkan saya seorang putri yang punya rumah kerajaan di rerumputan liar sungai itu. Kerajaan penuh bunga liar tapi indah. Kerajaan di tepi sungai besar. Ada lagi. Dulu, saya bermain di halaman rumah yang waktu itu cukup banyak tanaman-tanaman hias dan pohon-poho

Korban Cinta Segi-entah berapa

Image
Hmm... jangan-jangan mbak dalam foto ini adalah korban cinta segi entah berapa antara mas dan mbak patung-patung Fisipol UGM yang setiap hari rajin belajar di depan kantin kampus. Hahaha. Si 'mbak' korban ini saya temukan sedang murung membaca buku sendirian di depan perpus UNY. Kasihan...

Punya Pekerjaan

Bapak saya bekerja. Ibu saya juga bekerja. Kedua kakak saya sudah bekerja. Teman saya bekerja. Mereka semua bekerja. Bekerja setelah lulus kuliah. Ada yang bekerja sesuai latar pendidikan, ada yang tidak tapi memang disukainya. Mereka semua bekerja, punya pekerjaan. Mendapatkan pekerjaan 'bekerja pada orang' tidaklah mudah ternyata. Persaingan sungguh ketat. Perusahaan besar juga tidak selalu mau menerima fresh graduate begitu saja. Dulu sebelum lulus kuliah, saya sama sekali tidak punya bayangan akan hal ini. Saya pikir setelah lulus akan mudah saja mewujudkan impian menjadi seorang kuli tinta. Kenyataannya? Realitanya sekarang ini memang masih banyak dibutuhkan tenaga untuk menjadi seorang wartawan/jurnalis/reporter. Kesempatan untuk lulusan mahasiswa Komunikasi juga masih tersedia. Namun sekarang ini kebanyakan media cetak terutama majalah yang sudah tersegmentasi lebih khusus lagi seperti properti, pemasaran, otomotif, dan lain-lain mencari reporter dengan kemampuan menulis

Pusing

Kepala-kepala di dalam kepalaku Kepala-kepala di dalam kepala-kepala di dalam kepalaku Pikiran di dalam pikiranku Pikiran di dalam pikiran di dalam pikiranku Tolong Tolong Tolong Berhenti Berhenti Berhenti Ok?

Tak Selalu Harus Jadi Juara

Jono Terbakar - Tualang pernah kau berlari mengejar mimpi malam tadi? berlalu sangat cepat terasa sangat singkat tak terulang lagi pernah kau mendaki terasa lama berhari-hari? puncak jadi tujuan mencari jati diri yang penuh dengan misteri pernah kau panjati batuan cadas tebing keras? kiloan harga diri melawan gravitasi coba capai luar galaksi pernah kau selami? lautan bermandikan cairan semua terasa ringan seperti tanpa beban hanya tersisa pikiran ini bukan tentang piala bukan juga tentang lencana ini bukan tentang jadi juara aku hanya seseorang, ingin bertualang memandang dunia dari sudut yang berbeda pernah kau masuki lubang tanah yang merekah? takkan pernah terkira disana ada dunia yang kita injak dengan sombongnya jangan pernah berhenti bertanya tentang sesuatu yang tak kau tahu tanya jadi alasan, alasan tuk bertanya oooooo sampaikanlah salamku kepada batu dan pepohonan yang menghitam dan sampaikan juga salamku kepada bumiku yang biru hijaunya

Mak Comblang

Oleh: Adriana Andang Gitasari Hari itu hari minggu. Namun pagi-pagi sekali muka mama sudah terlihat kesal. Papa juga demikian. Rupanya papa dan mama habis bertengkar. Benny sudah terbiasa dengan hal itu. Karena tidak lama setelah bertengkar mereka akan berbaikan lagi. Namun kali ini tidak. Papa dan mama terus diam. Mereka bahkan tidak berbicara sama sekali sewaktu sarapan. Benny heran. Padahal hari itu mereka sudah janji mengajak Benny jalan-jalan ke kebun binatang. Karena takut, ia tidak berani menanyakan soal rencana jalan-jalan itu. Benny lama-lama merasa sedih. Ia sangat ingin pergi ke kebun binatang bersama orangtuanya. Namun yang membuat lebih sedih lagi, papa dan mama malah bertengkar. Ia berpikir bagaimana caranya agar mereka berbaikan? Benny pun mendapat ide. Ia mengambil beberapa kertas. Ia mulai menulis. “Mama, maafin papa ya. Papa sayang mama” begitu bunyi tulisan di kertas yang pertama. Ia mengambil satu buah kertas lagi. Ia menulis lagi. “Papa, maafin mama ya. Mama say

Wonderland Mana Wonderland?

WONDERLAND Curiosity and imagination will be great when they’re combined It'll take you to some new place such a wonderland So you could imagine yourself as a seagull Who have a clear point of view about freedom from the highest sky It's a wonderland, place where you can find happiness It's a wonderland, place where you can be free. Curiosity and imagination will be great when they’re combined It'll take you to some new place such a wonderland So you could imagine yourself as a rabbit Running forward so fast, never looking back to the past. Itulah lirik lagu 'Wonderland' Aurette And The Polska Seeking Carnival (AATPSC). Mendengar lagu ini bukannya serasa dibawa ke wonderland, namun menimbulkan pertanyaan, sudahkah saya menemukan 'wonderland'? Tempat dimana kebahagiaan ditemukan dan bisa menjadi diri sendiri. Bebas. Sudah atau belum ya? Eh ngomong-omong 'Wonderland' AATPSC bisa didengarkan disini https://soundcloud.com/aatpsc/wonderland Mereka

Sensasi Bermusik Live

Untuk beberapa orang, datang dan menikmati konser musik/gigs pasti menjadi suatu kepuasan tersendiri. Melihat musisi kesukaannya bermain musik secara live dengan mata kepala sendiri, bernyanyi bersama, joget-joget bersama teman pasti menjadi suatu penghiburan yang tiada duanya. Namun apa yang dialami oleh orang-orang yang dilihat, didengar, dan dinikmati permainan musik livenya tersebut? Berikut ialah cerita dari beberapa musisi ciamik negeri ini mengenai sensasi bermusik live ini: 1. Jono Terbakar (Yogyakarta) “Main secara live itu masalah transfer energi. Yang main transfer energi ke yang nonton, yang nonton juga sebaliknya. Kalo energi yang ditransfer negatif ya yang balik juga negatif :) live lebih bebas daripada rekam2an. Ga peduli mau fals atau malah ga nyanyi yang penting gayeng haha.” 2. Individual Life (Yogyakarta) Ama: Tegang, grogi karena tanggung jawab karya. Harus memainkannya sesempurna mungkin. Kalau di panggung lancar dan mereka (penonton) suka, di akhir pementasan s

Jangan Ada Guling Di Antara Kita

Aku senang melihatmu mengantuk lalu lama kelamaan tertidur. Aku senang melihatmu tidur pulas setelah berhari-hari bekerja. Aku senang melihat matamu yang sedikit membuka. Aku senang melihatmu sedikit mendengkur. Aku senang melihatmu berganti-ganti posisi tidur. Miring, terlentang, tengkurap. Aku senang melihatmu sesekali terbangun karena terusik oleh tingkahku, lalu tidur lagi. Aku senang menikmati wajahmu. Aku senang memperhatikan tidurmu. Aku senang. Namun aku tidak senang! Aku tidak senang jika di sampingmu tergeletak guling. Aku tidak senang melihatmu memeluk guling. Aku tidak senang! Maka tolong, jangan ada guling di antara kita!

Mbak Yuni, “Usaha”, dan “Surrender"

Aku terbangun dari tidurku. Sekitar pukul 3 dini hari, rasa ingin buang air kecil memaksaku harus beranjak dari tempat tidur. Sekembalinya dari WC, aku terjaga. Sepertinya aku sudah tidur lama tadi. Hei, tunggu. Hari ini Mbak Yuni datang. Iya, datang. Setelah Mbak Mei, giliran dia yang datang berkunjung. Ya, berkunjung. Karena kedatangannya hanya akan terasa secepat kilat lalu pergi berganti mbak-mbak yang lain lagi. Ia benar-benar datang kali ini. Aku menatapnya. Mukanya tampak datar. Entah cerita apa yang ingin dia bagi. Bagi? Bersama dengan raut muka yang sepertinya tidak mau membocorkan rahasia, tampaknya Mbak Yuni akan menutup mulutnya rapat-rapat. Baiklah, saya tunggu saja apa yang akan dia lakukan. Aku menyilakan Mbak Yuni untuk duduk di atas kasurku. Dia tetap diam. Namun ada hal yang membuatku terus bertanya-tanya dalam hati. Benda apa yang dibawanya itu? Sebuah kotak berwarna hitam mengkilat. Oh, koper ternyata. Ia tampak menyembunyikan koper itu. Aku benar-benar dibuatnya pe

Pertanyaan-pertanyaan di Kepala #2

Jangan-jangan kalau kita mati, kita justru terbangun dari tidur kita di kehidupan lain, seperti dalam film Inception? Kenapa otak bisa berpikir, memang dijelaskan secara medis otak bisa berpikir karena ada neuron, saraf, atau apalah itu namanya, tapi kenapa benda itu bisa membuat orang berpikir, siapa yang suruh? Bagaimana kalau sebelum orang lahir orang boleh memilih jenis kelamin, jadi orang bisa menjalani hidup sesuai pilihannya? Mengapa dulu saya tidak ambil kuliah jurusan arsitektur agar lulus bisa proyekan sambil menulis? Kenapa orang picik tak menyudahi pikiran kolotnya tentang agama, lalu dunia menjadi damai? Kenapa masih ada orang yang mengaku dia ateis tapi masih sering mencari pembenaran atas keyakinannya bahwa tidak ada Tuhan atau menjelek-jelekkan kepercayaan orang beragama? Sama saja bohong bukan? Dia juga masih percaya Tuhan sepertinya? Apa lagi Yohanes Novendriono? Apa lagi yang kau inginkan dari saya? Pertanyaan macam apa lagi yang ingin kau tahu? Hahaha.

Pertanyaan - pertanyaan di Kepala

Kepala-kepala manusia bisa berpikir. Kepala manusia bisa menciptakan imajinasi. Kepala-kepala manusia bisa memunculkan pertanyaan-pertanyaan bodoh, absurd, dan lain sebagainya. Pun kepala saya. Muncul pertanyaan-pertanyaan. Mengapa harus ada binatang sejenis ular? Mengapa harus ada tikus di bumi ini? Apakah mimpi itu adalah kehidupan lain seseorang, seperti dalam film Inception? Apa rasanya mati? Mengapa harus ada sesi wawancara dalam rekrutmen kerja? Apakah benar-benar ada reinkarnasi? Kenapa bapak saya ngebet banget saya jadi PNS? Kenapa saya pengen sekali jadi reporter? Mengapa hewan-hewan tidak membuat toiletnya sendiri sehingga telek-teleknya tidak bertebaran dimana-mana? Kalau hidup mati di tangan Tuhan, orang yang bunuh diri mati di tangan siapa? Apalagi?

Oleh-Oleh Lockstock #2

Image
Jono Terbakar Jono Terbakar Navicula Navicula Saya dan kamera kedinginan malam itu. Yah, hujan membuat malas memang. Hujan terlalu marah sepertinya. Hanya inilah kenang-kenangan Lockstock #2 yang saya punya.

Interview: Ayu Utami

Mulai kapan mbak Ayu tertarik menulis sastra? Saya senang menulis sejak kecil. Pernah mencoba nulis novel waktu SMA tapi ditolak penerbit. Novel pertama saya, Saman, menang dalam lomba Roman Terbaik DKJ, dan terbit di usia saya 20-an akhir. Apa yang membuat mba Ayu suka menulis? Ya, senang saja. Seperti kita senang main musik, senang menggambar. Apa yang mbak Ayu pertama kali tulis saat mulai tertarik dg sastra? Puisi, novel, prosa, atau apa? Saya senang menulis cerita. Tapi cerita saya umumnya panjang. Jadi, saya sedikit sekali menulis cerpen. Saya lebih banyak menulis novel. Lalu karya mba Ayu sekarang yang banyak dipublikasikan adalah novel, kenapa mba ayu memilih novel? Karena cerita saya umumnya panjang-panjang. Adakah karya sastrawan/sastrawati dalam/luar negeri favorit mba Ayu? Siapa sastrawan idola? Saya tidak pernah mengidolakan orang. Saya suka karya. Banyak yang saya suka. Cerpen House of the Sleeping Beauties dari Yasunari Kawabata termasuk yang terngiang-ngiang di kepa

Biasa yang Luar Biasa!

Mereka adalah musisi yang menurut saya "biasa yang luar biasa". Biasa karena musik mereka dihasilkan dari alat musik yang tidak 'keroyokan'. Tidak ada gitar distorsi, efek, atau apalah itu istilahnya saya tidak mengerti. Tidak ada tabuhan drum yang tratakdungjes. Tidak ada blabablabla. Biasa karena lirik lagu yang berbahasa Indonesia. Eh sebenarnya lirik Bahasa Indonesia lagu mereka ini luar biasa! Musik biasa tapi di telinga saya menjadi luar biasa! Lagu-lagu yang juga multitafsir bagi saya. Lagu-lagu yang bisa membakar semangat dan juga menemani perasaan mellow saya. Sambutlah: Banda Neira Musik yang dihasilkan dari petikan gitar Ananda Badudu dan terkadang ada suara xylophone terdengar sangat nyaman di telinga. Lirik berbahasa Indonesia yang sangat keren. Keren didengarkan. Diinterpretasi sendiri. Hahaha. Lebih baik dengarkan sendiri permainan musik mereka di http://soundcloud.com/bandaneira Jono Terbakar Saya tidak tahu pasti sebenarnya Jono Terbakar ini band ata

Saya Pikir Hujanlah Penyebabnya

Malam itu saya putuskan untuk berangkat menuju Stadion Maguwoharjo. Walaupun sedikit malas karena hujan dan lokasinya sangat jauh dari rumah. Namun demi memenuhi janji pada teman saya Vito yang sudah menraktir saya tiket terusan 2 hari dan menjawab rasa penasaran saya dengan penampilan Navicula, maka saya putuskan menerobos derasnya hujan, kencangnya angin, dan kilat yang menyambar-nyambar kala itu. Sepanjang jalan ring road utara banjir dan entah sudah berapa mili liter air hujan yang masuk ke mulut saya. Saya tetap berangkat! Sebelum mendarat di stadion, saya mampir sementara waktu di rumah Vito untuk berteduh. Segelas teh hangat buatan ibunda tercintanya ganti memenuhi mulut saya. Menggelontor semua air hujan sebelumnya. Lumayan hangat. Sambil menunggu celana jeans yang sedikit basah, sambil bercerita. Saya, Vito, dan Viki yang akan berangkat malam itu, memutuskan hanya akan menantikan penampilan Navicula di panggung Lockstock. Memang tidak ada band lainnya yang benar-benar menarik

Sensasi Musik Live Bagian 1

Menikmati pertunjukan musik memang menjadi suatu hal yang menyenangkan. Beberapa kali saya menyempatkan diri mendatangi gigs di negeri ini. Negeri ini? Ah bahasanya kok seperti saya sudah melanglang buana ke daerah-daerah, luar kota, dan semacamnya ya. Hahaha. Padahal baru di Jogja dan Jakarta. Ah Jakarta juga baru 2 kali. Ah itu tidak penting juga kali. Lupakan. Pokoknya selama saya pernah menikmati acara-acara musik ini, ada beberapa band yang saya anggap keren jika musik mereka dinikmati secara live. Saya tidak tahu dan tidak suka membedah jenis musik apa yang mereka bawakan. Bagi saya tidak penting memang. Musik yang enak bagi telinga saya itu saja sudah cukup. Karena bagi saya mendengarkan musik hasil rekaman saja tidak cukup. Walaupun musik hasil rekaman lebih jernih dan suara vokalnya lebih jelas didengar, tapi menikmati secara visual orang-orang memainkan alat musik dan mendengarkan permainan mereka merupakan sensasi yang tidak ada tandingannya. Oke. Jadi intinya berikut band

Alat Tempur Reporter

Image
Sudah kurang lebih setahun saya menjadi freelance reporter di sebuah majalah anak muda lokal Jogja. Menjadi reporter di majalah ini tentunya saya dituntut harus bisa melaksanakan liputan di lapangan, baik wawancara narasumber atau meliput event. Di setiap kesempatan liputan ini saya pun harus selalu membawa beberapa alat tempur. Apa sajakah itu? Pulpen dan Buku Catatan Saya bisa saja menggunakan handphone untuk mencatat data-fakta penting selama liputan. Namun ketika saya memerlukan wawancara dengan narasumber, saya lebih suka membawa alat tulis ini. Menulis data penting seperti nama orang, alamat, dan lain-lain di buku catatan lebih aman daripada di handphone. Alasannya? Handpone lebih sering digunakan, apabila tidak hati-hati bisa-bisa saya tidak sengaja menghapus catatan penting di dalamnya. Handphone juga lebih rawan jatuh, dicuri, dan semacamnya. Ya paling aman sih memang menyimpan data tersebut di handphone dan buku catatan dan menjaganya jangan sampai hilang. Hehehe. Handp

Jerawat Gengges

Jerawat seringkali bikin gemes ya. Apalagi kalau munculnya di tempat-tempat tertentu di wajah. Tempat-tempat yang aduuuh...gengges banget deh. Nah berikut ini posisi-posisi jerawat yang genggesnya minta ampun! 1. Hidung Sudah pasti bila ada jerawat tumbuh di sekitar area hidung, di dalam hidung atau tepat di atas hidung dan parahnya jerawat ini mateng kita akan merasa risih. Posisi gengges banget nih. Muka jadi aneh karena jerawat ini jadinya kelihatan seperti upil. Ckckck. Kalau ngga upil ya dikiranya kita abis makan belepotan. Huh! Malu kan pasti. Oh iya apalagi pad jerawatnya udah gede trus mateng, uuh sakitnyaaa. 2. Tengah-tengah alis Posisi tumbuh jerawat ini ngga begitu ganggu sih. Cuma kalau dilihat-lihat, wajah kita jadi kayak orang India gitu deh. Tetep aja ngerusak penampilan kita. 3. Area mulut Sama aja kayak hidung, area mulut yang tiba-tiba ditumbuhi jerawat bikin kita ngga pede. Kalau orang lain lihat biasanya akan ngira itu nasi yang kepret waktu kita makan. Saat cuci mu

Ayu Rianna Amardhi: Sang Putri Indonesia dari Komunikasi

Oleh: Adriana Andang Gitasari Siapa bilang kegiatan mahasiswa hanya berkutat pada segudang tugas-tugas perkuliahan? Seperti gadis kelahiran 5 September 1988 yang satu ini, Ayu Rianna Amardhi. Pribadi yang akrab disapa dengan Ima ini masih tercatat sebagai mahasiswi S1 Jurusan Ilmu Komunikasi UGM semester enam. Walaupun disibukan dengan berbagai kegiatan dan tugas perkuliahan, ia masih sempat meraih prestasi sebagai Finalis Putri Indonesia 2009. Awal September tahun lalu, ia dihubungi staf Agensi Model Samurai Pro bahwa ada audisi pemilihan Putri Indonesia 2009. “Akhirnya dengan modal nekat dan persiapan yang cuma seminggu, saya nyobain ikut audisi”, ujar gadis berkulit putih ini. Audisinya pun terbilang sangat ketat. Ima harus melewati beberapa tahap seleksi di tingkat daerah dan menyisihkan 35 peserta lainnya. Seminggu kemudian, Ia mendapat kabar dari Yayasan Putri Indonesia bahwa ialah yang terpilih menjadi wakil Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia berangkat ke Jakarta untuk

Realita Dunia Kerja

Sekitar 2 minggu lalu saya mendapat panggilan wawancara kerja di sebuah majalah anak-anak milik perusahaan grup majalah ternama yang berkantor pusat di Jakarta Barat. Sebuah kesempatan yang saya idam-idamkan selama ini. Kesempatan langka. Karena hanya selang beberapa hari saja setelah mengirim lamaran via email saya ditelepon oleh staf HRD perusahaan tersebut. Akhirnya berangkatlah saya ke ibukota. Hari wawancara pun tiba. Namun saya datang ke kantor majalah tersebut di bilangan Kebon Jeruk dengan modal 'nol'. Tidak belajar. Baik tentang profil majalah tersebut maupun belajar teknik wawancara kerja yang oke. Simpel. Saya ingin melakukan sesi wawancara yang spontan dan mengalir dengan menjadi diri saya sendiri. Lucu sekali bukan? Mengingat orang pada umumnya belajar dan berlatih mati-matian sebelum menghadapi saat-saat seperti ini. Namun apa yang terjadi? Wawancara yang pikir saya akan menjadi mudah ternyata tidak. Tidak mudah tanpa belajar dan persiapan sebelumnya. Ke-apa adany

Hari Ini Saya Diwisuda

Hari ini saya jadi wisudawati. Saya senang sekali karena saya tidak harus lagi menjalankan kewajiban sebagai seorang mahasiswa. Saya bisa mebuktikan diri saya bisa menyelesaikan studi di sebuah universitas negeri di Yogyakarta. Namun di sisi lain saya merasa sedih karena harus menghadapi persaingan dunia kerja yang begitu keras. Lebih keras dari dunia perkuliahan. Apalagi bagi seorang yang 'modalnya' pas-pasan seperti saya. Menakutkan kadang. Walaupun demikian tidak ada alasan untuk takut terlalu lama. Terlalu lama takut hanya akan membuat ketakutan selama-lamanya. Ah semoga saya tidak hanya omong doang di sini. "Ini bukan tentang piala. Bukan juga tentang lencana. Ini bukan tentang jadi juara. Aku hanya seseorang ingin bertualang memandang dunia dari sudut yang berbeda." Begitu kutipan lirik lagu Jono Terbakar berjudul Tualang. Lagu yang cukup menginspirasi dan motivasi. Semangat!

The SIGIT - The Parade 2012

Image
The SIGIT

Kata Kakak

Oleh: Adriana Andang Gitasari “Ayo bangun sayang, sarapan,” Mama membangunkan Devi. Perlahan Devi membuka matanya. “Oh iya, kamu tak perlu ke sekolah hari ini,” tambah Mama. “Apa?!” Devi sangat terkejut. Ia bangun dari tempat tidurnya. “Kata siapa ma? Kemarin tidak ada pengumuman libur kok,” Devi tidak percaya. “Iya, tapi tadi pagi-pagi sekali wali kelasmu menelepon katanya...” “Apa katanya?” Devi menyela perkataan mama. “Katanya sekolah rusak parah akibat hujan dan angin kencang semalam,” ujar mama. Seketika wajah Devi berubah. Ia sedih tidak bisa pergi ke sekolah. Akhir-akhir ini ia sedang bersemangat belajar. Melihat wajah muram Devi, mama lalu mengajaknya sarapan. Setelah sarapan, Devi terus berdiri di dekat jendela. Di luar masih saja turun hujan dan angin bertiup sangat kencang. Memang sejak tadi malam cuaca buruk belum berakhir. Huh, kenapa sih harus turun hujan segala? Pikir Devi dalam hati. Ia merasa bosan hanya berdiam diri di rumah. “Dev, kenapa kamu tidak bermain saja den

'Ke Sana' - nya Float

Suatu kali saya mengetik tweet dan me-mention @float_project. Isinya ungkapan kekaguman saya pada lagu-lagu mereka yang bagus (setidaknya bagi saya pribadi). Lalu tweet saya pun dibalas. Saya tak mau begitu saja terputus hubungan. Halah bahasaku elek banget. Hahaha. Maksud saya mumpung tweet saya dibalas, alangkah baiknya saya mengungkapkan pertanyaan saya yang lain. Daripada dipendam nanti malah jadi gundam. Opo to yooo... Jadi beginilah, ada cerita tentang cerita dibalik lagu Float yang berjudul “Ke Sana”. Karena saya selalu merasa haru setiap kali mendengarkannya. Saya penasaran sebenarnya apakah maksud Hotma ‘Meng’ Roni Simamora menulis lagu ini. Lalu saya tanyakan saja, seperti ini ceritanya: • @andanggita: @float_project kalau bikin lagu selalu bagus :')” • Float ‏@float_project 20 Dec Aaah.. Trimakasih. ;) “@andanggita: @float_project kalau bikin lagu selalu bagus :')” • Adriana Andang ‏@andanggita 20 Dec @float_project sama-samaaa, boleh tahu ngga? sebenarnya lagu