Ayu Rianna Amardhi: Sang Putri Indonesia dari Komunikasi

Oleh: Adriana Andang Gitasari

Siapa bilang kegiatan mahasiswa hanya berkutat pada segudang tugas-tugas perkuliahan? Seperti gadis kelahiran 5 September 1988 yang satu ini, Ayu Rianna Amardhi. Pribadi yang akrab disapa dengan Ima ini masih tercatat sebagai mahasiswi S1 Jurusan Ilmu Komunikasi UGM semester enam. Walaupun disibukan dengan berbagai kegiatan dan tugas perkuliahan, ia masih sempat meraih prestasi sebagai Finalis Putri Indonesia 2009.
Awal September tahun lalu, ia dihubungi staf Agensi Model Samurai Pro bahwa ada audisi pemilihan Putri Indonesia 2009. “Akhirnya dengan modal nekat dan persiapan yang cuma seminggu, saya nyobain ikut audisi”, ujar gadis berkulit putih ini. Audisinya pun terbilang sangat ketat. Ima harus melewati beberapa tahap seleksi di tingkat daerah dan menyisihkan 35 peserta lainnya. Seminggu kemudian, Ia mendapat kabar dari Yayasan Putri Indonesia bahwa ialah yang terpilih menjadi wakil Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ia berangkat ke Jakarta untuk mengikuti masa karantina yang dimulai dari tanggal 30 September sampai 10 Oktober 2009. Selama masa karantina, perjuangannya betul-betul diuji. Jadwal kegiatan yang padat dari pagi sampai malam membutuhkan ketahanan fisik dan mental yang ekstra. Bahkan banyaknya kegiatan pelatihan dan pembekalan mampu menyita waktu istirahat dan makan. Namun semua usaha itu dilakukannya demi mencapai impiannya.
Walaupun akhirnya ia belum berhasil terpilih menjadi Putri Indonesia 2009, ia tidak merasa kecewa sedikitpun. Baginya menginjakkan kaki di panggung Grand Final Putri Indonesia 2009 merupakan pengalaman yang luar biasa berharga. “Saya belajar banyak sekali dari pengalaman selama karantina. Saya dapat banyak teman dan saya bisa ketemu orang-orang hebat yang nggak mungkin saya temui kalau saya nggak masuk final. Saya sudah sangat bangga bisa memakai selempang Daerah Istimewa Yogyakarta di ajang sebesar Puteri Indonesia”,tambahnya.
Selain itu ia merasa bangga karena akhirnya dirinya bisa menunjukkan kepada orang-orang bahwa ia mampu meraih mimpi yang sudah lama diidamkan. Rasa haru pun menghinggapi hatinya. Ia bersyukur karena diberi kekuatan oleh Tuhan sehingga bisa bertahan sampai tahap grand final. Kekuatan yang luar biasa juga datang lewat orang-orang yang setia mendukungnya seperti orang tua, keluarga besar, dan sahabat.
Memang perjalanan mencapai impian gadis ini tidaklah instan. Sejak kecil ia sudah mengikuti berbagai kursus dan pelatihan seperti modeling, tari daerah, tari kontemporer, vokal, acting, dan bahasa untuk membekali dirinya. “Saya memang sudah aktif di dunia modeling sejak kelas 5 SD dan gabung di agensi model ”, tambahnya. Berbagai pendidikan non formal tersebut tak jarang memberinya segudang prestasi.
Tampaknya Ima belum puas dengan apa yang telah dicapainya saat ini. Ia masih bercita-cita menjadi seorang penulis, seperti tuturnya,”Saya pengen jadi penulis. Bisa nerbitin buku adalah passion saya yang nomor 1, yang sampe sekarang belum kecapai. Kedua, saya pengen bisa belajar lebih banyak lagi di bidang iklan dan pemasaran, karena saya bercita-cita menjadi strategic planner.”
Ia mempunyai motivasi untuk para perempuan di luar sana bahwa setiap perempuan mempunyai kelebihan masing-masing dan jangan pernah merasa minder. “Just be yourself, approve and love yourself so everyone will also approve and love you. Jangan pernah takut mencoba berkreasi dan mencapai cita-cita, karena Tuhan pasti akan memberi jalan untuk umatnya yang mau mencoba,” ujarnya.
Begitulah Ima, mahasiswi yang berani berkreasi di luar dunia kampus demi mencapai cita-citanya. Ia berani membuktikan bahwa dirinya bukanlah seorang katak yang terkurung dalam sempitnya tempurung. Ia adalah seorang putri, yang berani menantang dunia dan berjuang meraih cita.

*Catatan: Tulisan ini merupakan sebuah tugas Mata Kuliah Reportase ketika saya masih menempuh ilmu di Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada, tahun berapa ya lupa. Hahaha.

Comments

Popular posts from this blog

'Ke Sana' - nya Float

Sensasi Bermusik Live