Posts

Showing posts from 2012

Nara

Jika suatu hari saya mempunyai anak-anak, saya ingin sekali menamai mereka dengan nama Nara, yang artinya orang; manusia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Karena apa? Ya karena dirinya adalah seorang manusia, kodratnya sejak lahir adalah manusia dan semoga ia menjadi manusia yang sebenar-benarnya. Samapi ketemu besok Nara...

Gigi Oh Gigi

Suatu pagi, setelah selesai sarapan, Gigi bergegas menggosok giginya. “Gigi! Ayo cepat! Nanti terlambat sayang,” seru ayah memanggil Gigi. Ibu pun datang memeriksa Gigi. Namun ketika ibu menghampiri Gigi, tiba-tiba terdengar teriakan dari dalam kamar mandi. “Aduuuh!” Gigi berteriak sejadi-jadinya. “Ada apa sih? Kenapa kamu berteriak?” tanya ibu keheranan. “Aduh ibu, gigiku copot. Bagaimana ini bu...” Gigi pun menangis. “Sini coba ibu lihat.” Ibu Gigi lalu memeriksanya. Ternyata gigi seri bagian atas Gigi tanggal dan kini ia terlihat ompong. Gigi memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Ibu terus membujuknya, tetapi ia tidak menghiraukannya. Ia merasa malu gigi depannya ompong. Ia juga takut jika terjadi apa-apa dengan giginya. Ia berpikiran bagaimana jika nanti giginya selamanya akan ompong? Tak heran jika ia menjadi seperti itu. Gigi, seperti namanya, selama ini selalu rajin merawat giginya. Ia tidak pernah mengenal yang namanya sakit gigi. Ini pertama kalinya giginya tanggal. Kemurunga

Ngayogjazz 2012: Adem!

Image
Yes! Saya menulis di blog lagi. Setelah sekian hari sekian bulan sekian tahun, ah tidak, tidak sampai sekian tahun saya tidak menulis di blog ini. Yap, beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 18 November 2012 saya mendatangi event konser jazz terbesar menurut saya di Jogja. Ngayogjazz 2012. Ini pertama kalinya saya datang menikmati Ngayogjazz. Awalnya saya tidak berencana datang, tapi karena tuntutan pekerjaan, saya pun harus melihat perhelatan musik ini. Namun, tidak ada kata menyesal. Tidak! Ngayogjazz sungguh adem, tak hanya karena lokasinya di Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo, Ngaglik, Sleman yang letaknya di utara ini, tapi juga karena hujannya itu lhooo, mengguyur tanpa ampun. Tak apa, Ngayogjazz tetap apik, setidaknya bagi saya. Well, saya membawa kamera saat itu. Kamera adalah teman saat liputan. Berikut foto-foto saat saya liputan sendiri seperti anak hilang :p Jemek Supardi saat berpantomim membuka Ngayogjazz 2012 Rio Sidik berduet dengan Erik Sondhy di panggung ani-ani
Kiddo, tunggu ya, saya akan posting lagi.

Menyapa Jakarta part.1

Ya, sudah kurang lebih 4 minggu ini saya di Jakarta. Ibukota Indonesia yang penuh dengan cerita dan berita. Sebelum saya datang ke sini, saya sudah banyak mendengar cerita tentang kota megapolitan ini. Cerita baik pun cerita buruk. Dari televisi dan koran, saya membaca banyak berita. Lebih banyak berita negatif daripada berita positif. Yah...begitulah. Saya datang ke Jakarta untuk menyelesaikan urusan skripsi. Sejak 7 September lalu saya memberanikan diri mendatangi kota ini tanpa ayah, yang sebelumnya disarankan ibu agar menemani saya beberapa hari pertama. Berangkat naik kereta api kelas bisnis, dari Stasiun Tugu Yogyakarta. Ini serba pertama, naik kereta api pertama kali, ke Jakarta pertama kali, dan... sudah itu saja. Rencana awalnya, saya akan mencari kost di daerah Kuningan, dekat tempat kost pacar di daerah Karet Setiabudi. Agar ketika saya menyaksikan siaran langsung acara TV One, Radio Show di Plaza Festival, saya tak perlu jalan jauh. Namun, setelah melacak keberadaan saudara

WISHLIST

leggin converse all star cardigan amen.

Duluan

Kamu mahasiswa semester banyak dan sedang skripsi? Sering ketemu teman yang juga sama-sama skripsian? Kamu masih santai-santai dan merasa “ah masih banyak temennya”? Eits, hati-hati, lebih baik hilangkan kesantaian menyekeripsi dengan alasan masih banyak temen. Kenapa? Karena ketika kamu bertemu dengan mereka, misal di kampus dan berbincang, lalu selesai lalu salah satu atau salah dua di antara kalian mulai berkata “Aku duluan ya..”. Itu belum tentu mereka hanya duluan pulang, duluan pergi makan siang, duluan ketemu dosen pembimbing, dan lain-lain. Itu bisa berarti tiba-tiba keesokan harinya atau di lain waktu ketika kamu bertemu dengannya dia memberi kabar bahwa dia akan pendadaran, dan kamu terkejut, senang dong pastinya. Hahaha. Okelah baru satu dua teman yang mulai lulus. Tapi kalau seiring berjalannya waktu, mereka semua “duluan” apakah kamu masih santai-santai? Lalu mulai berbalik dari “ah masih banyak teman” menjadi “ah males (ngampus) ngga ada teman”, nah lho. Jadi “duluan” bag

Cerita Teman

Halo! Saya juga ingin cerita-cerita nih, Yatta! Saya Adriana Andang Gitasari. Sejak lahir sudah diputuskan oleh orangtua saya untuk berjenis kelamin perempuan. Hahaha. Lahir 2 agustus 1990 di hari saat Amerika menyerang Kuwait untuk mendapatkan ladang minyak, itu cerita ibu saya (bahkan ia senang sekali mengulang cerita itu). sekarang masih berkuliah di Ilmu Komunikasi UGM bersama kalian, teman-teman yang unik-unik. Saya berperawakan kecil. Itu karena badan saya pendek. Ya Tuhan, sudah jatah saya kali ya tidak tumbuh tinggi. Hahaha. Walaupun pendek, tapi kekar. Mampu menempuh jarak Minggir – UGM hanya dalam waktu 30 menit. Itu karena kepepet dan kesusu serta mengejar waktu lho ya. Cukup, fisik saya tidak perlu diceritakan banyak nian. Kata teman-teman saya ceria dan banyak membuat tertawa karena “ceplosan” saya. Itu memang benar. Saya akui, tapi hanya untuk kondisi tertentu, hehehe. Terima kasih ya teman-teman atas penilaiannya. Namun mungkin teman-teman juga pernah mendapati saya be

Hei, kiddo

Hei kiddo, sudah lama aku tidak menulismu. Karena beberapa waktu yang lalu ada seseorang mengatakan padaku bahwa menulis blog dan isinya terkesan curahan hati bukanlah ajang latihan menulis yang bagus -itu pesan yang aku tangkap darinya-. Hei kiddo, it's a blog. It's my own blog. Aku bisa menulis apapun yang saya mau bukan?

Pernah Merasa?

Punya rambut tapi serasa gundul. Pakai payung tapi kepala rasanya basah. Pakai selimut tapi tidur tetap kedinginan. Pakai baju tapi serasa telanjang. Pernah?

Lamunan Tera

Aku ingin memakai sebuah gaun sederhana saja di hari itu. Dress berwarna putih susu tanpa lengan. Sedikit aksen di bagian dada. Mengembung di bagian bawah. Rambut terurai dan hanya terhiasi topi kecil cantik khas para bangsawan inggris. Satu hal paling penting adalah tanpas riasan di wajah! Aku ingin berjalan dengan penuh keyakinan menuju altar bersama seorang laki-laki di sebelahku. Laki-laki tulen yang tidak akan pernah menyesal di kemudian hari. Tidak akan pernah menyesal di kemudian hari, di suatu pagi mendapatiku terbaring dengan muka penuh iler . Ia harus memakai setelah jas hitam yang fit di badannya. Of course . Sepatu, bukan pantofel tapi chuck taylor all star . Aku ingin berjalan bersamanya. Terlihat di kursi paling depan dua bapak dan dua ibu tersenyum lebar. Aku ingin dua bapak dan dua ibu yang tidak akan pernah menyesal pula. Mendapati anaknya tak lagi serumah di kemudian hari. Aku ingin segera sampai di sana. Disaksikan handai taulan dan mantan kekasihku dan ma

Berhasil!

Image
Foto panning pertama selama hidup saya yang paling (setidaknya bagi saya) BERHASIL!

Ora Ono Judule

Image
Sayang, saya malas belajar menggunakan kamera.

Flo

Image
Flo
Image
cuma rumput biasa
Image
I saw you fell down on that day from here

Gembel ya?

Seorang teman pernah bercakap-cakap dengan saya seperti berikut: Teman : (melirik flat shoes yang saya gunakan) “Wah mbak andang cewek sekarang, hahaha” (tertawa) Saya : (terkejut dan heran) “Hahaha, emang dulu bukan cewek?” Teman : “Dulu gembel, hahaha” Saya : “Hahaha” (speechless) Catatan: dulu setelan favorit saya adalah kaos, jeans, dan sepasang converse all star buluk.

Long Distance REALationship

Image
Inilah salah satu alasan teman kamu tidak pernah malam mingguan :)

Ada Dimana-mana

Image
Versus "Ada Dimana-mana"

Kiko dan Sumpit Ajaib

“Maak! Kenapa tiap hari kita hanya makan nasi dan sayur labu?” kata Kiko setengah berteriak kepada emak. “Kiko... Kau seharusnya bersyukur masih bisa makan. Memang hanya ala kadarnya nak. Sudah, ayo cepat sarapan dan setelah itu kamu cari kayu bakar di hutan ya,” jawab emak. “Tapi mak....” Ia tidak melanjutkan perkataannya. Sepanjang perjalanan ke hutan, ia terus menggerutu. Ia bosan dengan menu makanan yang itu-itu saja. Sehari-hari emak hanya berjualan labu hasil berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh sebab itulah mereka hidup serba sederhana. Sampai di hutan Kiko segera mencari kayu. Tidak terasa sudah satu jam lamanya. Ia merasa lelah. Kiko beristirahat di bawah pohon. Tiba-tiba sebuah benda jatuh mengenai kepalanya. Ternyata sebuah kayu kecil panjang mirip sumpit. “Ups, ini kan memang sumpit! Kenapa bisa ada benda ini disini?” Kiko memeriksa pohon. Tidak ada siapapun. Kiko lalu iseng-iseng menggunakan sumpit itu untuk menyantap bekal makan siangnya. Ajaib! Bekal nas

Menonton Setjangkir Kopi dari Plaja

Image
Saat itu, pacar saya, Vendri pulang ke Jogja untuk berlibur. Pada hari kedua kepulangannya, ia mengajak saya pergi menikmati pertunjukkan yang digelar Papermoon Puppet Theatre. Yes! Akhirnya saya bisa menonton mereka! Beberapa pentas mereka yang lalu saya lewatkan. Kali ini, saya akan mengerahkan seluruh tenaga untuk menikmatinya. Eits, ini bukan cerita tentang bagaimana romantisnya kami berkencan. Bukan! Ini cerita tentang kekaguman saya menonton Setjangkir Kopi dari Plaja! Kamis, 22 Desember 2011. Saya tidak tahu pasti akan bagaimana pementasan ini digelar. Ini pertama kalinya saya menonton boneka-boneka berdrama. Pementasan ini lain dari yang lain. Sebelumnya, kami (para penonton) diajak berkumpul di Kedai Kebun Forum. Disana kami ternyata menunggu kedatangan sebuah bus mini (seukuran bus Jogja-Tempel). Bus tersebutlah yang akan membawa kami ke tempat pementasan. Lho dugaan saya salah. Saya kira kami akan menikmati pertunjukkan di dalam Kedai Kebun Forum. Ternyata salah sa

Maafkan Jito, Kek

Siang itu Pak Bun bersiap membunyikan lonceng. Ya, Pak Bun adalah penjaga sekolah SD Tunas Bangsa yang baru. Anak-anak lebih akrab memanggilnya Pak Bun, kependekan dari Pak Tukang Kebun. Sebenarnya nama asli pria paruh baya itu ialah Yanto. “Teng…teng…teng.” Suara nyaring lonceng tua itu terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Tandanya waktu belajar di sekolah telah usai. Teriak anak-anak pun terdengar riuh menyambut datangnya bunyi bel itu. Pak bun hanya menggeleng. Tak lama kemudian anak-anak berhamburan keluar kelas. “Selamat siang Pak Bun! Besok mukul loncengnya cepat-cepat ya, biar aku bisa cepat pulang,” sapa Didi dengan riangnya. “Huss kamu ini! Pak Bun kan cuma menuruti perintah Pak Kepala Sekolah,” tukas Anjar. “Ah… .” Sebelum Didi selesai bicara, Pak Bun malah balik bertanya. “Kalian kok hanya berdua? Jito mana?” tanyanya. Anjar dan Didi hanya menggelengkan kepala. “Biasanya kami emang pulang bertiga Pak, tapi akhir-akhir ini Jito sering menyendiri di perpustakaan. Dia eng

Aku Masih Memakai Rok

Tidak. Aku tidak sedang tidur. Aku sedang dalam perjalananku ke sekolah. Ya, sekolah. Yang kutahu, sekolah adalah tempat dimana aku dipaksa orangtuaku untuk kukunjungi setiap hari. Kecuali hari minggu. Dan setiap aku pulang dari sana, banyak hal yang harus terpaksa kuingat. Cukup. Lupakan semua itu, mungkin terlalu buruk bayanganku tentang sekolah. Tunggu. Jalan ini tidak seperti jalan biasanya. Jalan menuju ke sekolahku tidak seramai ini. Hanya ada beberapa pedagang buah di kanan jalan yang sehari-hari berjualan. Kenapa semua orang berdiri memenuhi ruas jalan? Apakah akan ada karnaval hari ini? Tidak. Tidak ada siapapun di belakangku. Tidak ada petugas keamanan. Tidak ada mobil-mobil berhiaskan pita warna-warni. Tidak ada para badut yang dengan konyolnya menakut-nakuti anak-anak. Tidak ada sorak sorai. Tidak ada! Oh tidak! Tidak ada semua itu. Hanya aku, sendirian. Akulah karnaval itu. Lah apa-apaan ini? Tunggu. Mereka memandangiku dengan tatapan yang sama ketika ibu m

Percakapan

Percakapan Anak : “Pak kata orang jendela dunia itu buku ya?” Bapak : “Iya nak, ada apa?” Anak : “Terus pintunya apa dong?” Bapak : (berpikir lama kemudian menjawab) “Ya…kamu itu!”