Menyapa Jakarta part.1

Ya, sudah kurang lebih 4 minggu ini saya di Jakarta. Ibukota Indonesia yang penuh dengan cerita dan berita. Sebelum saya datang ke sini, saya sudah banyak mendengar cerita tentang kota megapolitan ini. Cerita baik pun cerita buruk. Dari televisi dan koran, saya membaca banyak berita. Lebih banyak berita negatif daripada berita positif. Yah...begitulah.

Saya datang ke Jakarta untuk menyelesaikan urusan skripsi. Sejak 7 September lalu saya memberanikan diri mendatangi kota ini tanpa ayah, yang sebelumnya disarankan ibu agar menemani saya beberapa hari pertama. Berangkat naik kereta api kelas bisnis, dari Stasiun Tugu Yogyakarta. Ini serba pertama, naik kereta api pertama kali, ke Jakarta pertama kali, dan... sudah itu saja. Rencana awalnya, saya akan mencari kost di daerah Kuningan, dekat tempat kost pacar di daerah Karet Setiabudi. Agar ketika saya menyaksikan siaran langsung acara TV One, Radio Show di Plaza Festival, saya tak perlu jalan jauh. Namun, setelah melacak keberadaan saudara sepupu yang tinggal di Jakarta, gagal sudah rencana tersebut. Yang saya dengar dari beberapa orang, harga kosan -ora elek-elek banget- di Jakarta cukup mahal, dan memang benar. Apalagi di daerah mega kuningan. Akhirnya saya memutuskan untuk nebeng tinggal di rumah kakak sepupu. Rumah di Duren Sawit, tidak jauh dari Pulogadung, dimana saya menjalankan penelitian. Hanya 2 kali naik angkot, lalu berjalan 10 menit, bagi saya cukup terjangkau.

Saya tinggal bersama Mbak Rini, Mas Cahyo, dan Ceta. Mbak Rini adalah anak dari budhe saya di Jogja, sedangkan mas Cahyo adalah suaminya. Ceta? Ceta merupakan anak perempuan pertama mereka, yang masih berumur 2 tahun. Anaknya sangat lucu dan pintar. Ceta menjadi semacam penghiburan bagi saya di sini. Setiap hari saya bermain dengannya, sekadar melepas penat atau belajar bersama. Pokoknya, saya diterima dengan hangat di keluarga kecil ini. Saya senang. Sampai saya lupa dengan kacaunya rasa air pam berkaporit, panasnya suhu udara, dan sumpeknya kota ini. Satu lagi, menu makanan di rumah ini ternyata masih jowo banget, tak jarang mirip masakan ibu.


...bersambung...

Comments

Popular posts from this blog

'Ke Sana' - nya Float

Ayu Rianna Amardhi: Sang Putri Indonesia dari Komunikasi

Sensasi Bermusik Live