Kalau Nyanyi Jangan Disetir

Pernahkah mengamati ajang-ajang pencarian bakat menyanyi yang disiarkan di televisi? Pernahkah mengamati para kontestan yang lolos babak audisi lebih bagus penampilannya saat audisi daripada saat babak eliminasi? Saya pernah.

Hmm...saya menikmati episode-episode tayangan -yang katanya- reality show ini hanya saat babak audisi. Banyak kejadian lucu (tebakan saya sudah disetting tim kreatif) para peserta audisi yang mengundang tawa. Lumayan bisa melepas kepenatan. Walau saya jahat juga, menertawakan orang lain yang diolok-olok juri. Saya juga menikmati peserta-peserta audisi yang bernyanyi dengan suara bagus dan enak didengar. Bahkan suara-suara mereka jauh lebih enak didengar daripada suara juri.

Saat babak audisi ini, tiap peserta boleh bernyanyi lagu apapun. Bebas. Genre apapun. Bebas. Lagu milik orang atau lagu ciptaan sendiri. Sesuka hati! Nah, kalau sesuka hati, berarti nyanyinya juga dari hati dong ya? Menyanyikan lagu kesukaanku, jenis musik yang aku suka, pokoknya yang aku suka! Apalagi ditambah dengan anugerah suara emas/unik yang dipunya. Penampilan bagus, audisipun lulus.

Namun setelah masuk babak eliminasi atau apalah itu yang sudah melibatkan voting pemirsa televisi, kontestan-kontestan yang bagus saat audisi kadang bernyanyi tak seenak sebelumnya. Ya nggak selamanya nggak enak sih. Hehehe. Ini karena pilihan lagu. Pada babak ini, peserta tak lagi bebas memilih lagu. Karena sudah ada tema lagu tiap minggunya. Contohnya di Indonesian Idol.

Setiap peserta dituntut untuk bisa menyanyikan lagu apapun. Kata juri, biar penonton tidak bosan dengan gaya yanyi yang itu-itu aja. Harus bisa menguasai setiap tantangan lagu dan blablabla. Hasilnya? Si kontestan malah tak pas menyanyikan lagu tertentu. Akhirnya dikomentari jelek lagi.

Yah, alasan si penyanyi harus bisa dan mau menyanyikan lagu apa saja seperti di ajang idol ini memang benar. Benar untuk bisa masuk di industri musik mainstream Indonesia. Si penyanyi harus mau disetir pihak label rekaman soal pilihan jenis musik.

Jadiiii, memang lebih enak bernyanyi dari dalam hati, tanpa tekanan sana-sini. Hihihi.


Perhatian: Tulisan ini murni opini si penulis lho yaa...



Comments

Popular posts from this blog

'Ke Sana' - nya Float

Ayu Rianna Amardhi: Sang Putri Indonesia dari Komunikasi

Sensasi Bermusik Live