Layang - Layang!

Tidak terasa sekarang ini musim kemarau. Jelaslah, sumur di rumah saya saja sampai kering karena tidak pernah turun hujan. Ibu saya sampai putus asa mau mencari sumber air dimana lagi. Saya pun mulai mengurangi jatah mandi karena takut menghabiskan sisa air yang ada di sumur.

Namun ada pemandangan yang berbeda di desa saya beberapa waktu belakangan. Cuaca yang cerah, angin semilir atau angin sepoi-sepoi atau apalah itu namanya sangat mudah ditemui. Karena itulah di kala siang menjelang sore, anak-anak beramai-ramai pergi ke jalan-jalan sekitar area persawahan untuk bermain layang-layang.

Oke, layang-layang. Mainan tradisonal ini kini sedang populer di desa saya. Sampai adik saya pun ikut-ikutan membeli beberapa layang-layang. Ada banyak bentuk layang-layang, mulai dari yang sederhana, yaitu belah ketupat sampai yang rumit. Layang-layang bentuk rumit ini sering disebut bapangan dalam bahasa Jawa. Bapangan berukuran lebih besar dari dari layang-layang biasa dan berwarna-warni.

Bermain layang-layang bisa saja menjadi aktivitas yang ditunggu-tunggu selama ini. Mengingat berbulan-bulan kemarin, cuaca cerah susah untuk ditemui. Untuk menjemur cucian seminggu saja tidak cukup, apalagi untuk bermain layang-layang? Anak-anak pasti merindukan bermain di luar rumah, bersua dengan matahari, burung, dan langit yang indah. Bagi anak-anak, pasti seru menantang diri seberapa hebat mereka bisa menerbangkan layang-layang setinggi mungkin. Lalu hasilnya?

Voila! Setiap sore saya pulang kuliah, saya lihat anak-anak itu tengah asyik menikmati layang-layang mereka yang terbang tinggi, gagah. Saya senang melihatnya. Ada perasaan iri sekaligus rindu. Iri karena mereka tidak peduli dengan seabrek tugas sekolah. Mereka tidak peduli mungkin saat ini sumur di rumah mereka perlahan semakin kering. Mereka tidak peduli ibu bapak mereka pusing tujuh keliling memikirkan tanaman padinya yang tidak lagi terjamah air. Di samping itu saya merasakan kerinduan akan bermain layang-layang. Memberi ekor, menggunting benang, berlari-lari mengejar layang-layang yang putus. Saya rindu melakukan itu semua. Sangat rindu!

Ya, musim panas atau kemarau saat ini memang memberi kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak. Berhasil menerbangkan layang-layang paling tinggi menjadi kepuasan tersendiri. Tak peduli orang-orang tua di luar sana terus memanjatkan doa memohon hujan turun dengan derasnya. Bagi mereka, yang penting bermain dan terus bermain, layang-layang!

Comments

Popular posts from this blog

'Ke Sana' - nya Float

Ayu Rianna Amardhi: Sang Putri Indonesia dari Komunikasi

Sensasi Bermusik Live