Saya, Malam, dan Dini Hari

Kini saya sangat akrab dengan malam dan dini hari. Saya bersahabat dengan mereka sejak saya dibelikan modem. Ya, modem. Sebuah temuan teknologi abad millenium, yang lebih canggih dari Panji Manusia Millenium. Eh tapi bukan modem yang ingin saya bahas. Namun pertemanan saya dengan malam dan dini hari.

Saya menulis ini sebenarnya tidak disengaja. Saya baru tersadar beberapa saat setelah saya mengobrol dengan teman dekat via skype. Dalam obrolan itu ia bertanya, "ngenet opo kowe?". Saya hanya tertawa kecil, sekaligus terhenyak. (Hah? terhenyak?) "Eee, fb, blog, ..." jawab saya. "Eman-eman bandwith'e..", tambahnya. Itu saja??!? Mungkin itulah terlintas dalam pikiran teman saya. Saya yang notabene sudah gedhe, anak jurusan komunikasi pula, masak menggunakan fasilitas modem (yang masih gratisan) hanya untuk mengakses situs jejaring sosial semacam itu setiap waktu?

Setelah saya pikir-pikir, saya jadi sedih. Waktu saya bersama malam hanya saya gunakan untuk aktivitas yang bisa dibilang sanga-amat-tidak penting-sekali. Hampir 90% tab-tab yang ada di halaman firefox saya alokasikan untuk situs jejaring sosial facebook. Situs lainnya? Yang edukatif, informatif? Oh, saya lupa akan semua itu.

Saya, malam, dan dini hari hampir setiap kesempatan terus melakukan hal tersebut. Membuka profil, membaca notifikasi, memberi komen di status teman, bahkan diam-diam mengintip profil orang. Parah.

Saya pun mencerna kata-kata teman dekat saya tadi. Benar, seharusnya saya memenfaatkan modem untuk hal yang bermanfaat juga bagi saya. Jadi saya, malam, dan dini hari pasti menghasilkan sesuatu yang lebih dari sekadar menulis di dinding teman. Entah itu ilmu, pengetahuan baru, berita, pelajaran, tutorial, dan lain-lain.

Ternyata tanpa saya sadari, saya dan malam sudah banyak membuang waktu. Seharusnya saya dan malam bisa berproduksi, menghasilkan apa gitu kek. Saya jadi sedih, kenapa sampai segedhe gambreng ini masih saja tidak menghargai waktu. Pola hidup bagai kalong hanya untuk mainan facebook. Padahal kan, bisa untuk belajar membuat sebuah karakter lucu mirip teman dekat saya? Mungkin suatu hari bisa jadi kado untuknya :p

Sudah, saya sedih. Benar-benar merasa sedih.

- Terima kasih bang sudah mengingatkan saya-

Comments

Popular posts from this blog

'Ke Sana' - nya Float

Ayu Rianna Amardhi: Sang Putri Indonesia dari Komunikasi

Sensasi Bermusik Live