Menonton Setjangkir Kopi dari Plaja

Saat itu, pacar saya, Vendri pulang ke Jogja untuk berlibur. Pada hari kedua kepulangannya, ia mengajak saya pergi menikmati pertunjukkan yang digelar Papermoon Puppet Theatre. Yes! Akhirnya saya bisa menonton mereka! Beberapa pentas mereka yang lalu saya lewatkan. Kali ini, saya akan mengerahkan seluruh tenaga untuk menikmatinya. Eits, ini bukan cerita tentang bagaimana romantisnya kami berkencan. Bukan! Ini cerita tentang kekaguman saya menonton Setjangkir Kopi dari Plaja!

Kamis, 22 Desember 2011. Saya tidak tahu pasti akan bagaimana pementasan ini digelar. Ini pertama kalinya saya menonton boneka-boneka berdrama.

Pementasan ini lain dari yang lain. Sebelumnya, kami (para penonton) diajak berkumpul di Kedai Kebun Forum. Disana kami ternyata menunggu kedatangan sebuah bus mini (seukuran bus Jogja-Tempel). Bus tersebutlah yang akan membawa kami ke tempat pementasan. Lho dugaan saya salah. Saya kira kami akan menikmati pertunjukkan di dalam Kedai Kebun Forum. Ternyata salah saudara-saudara!

Sekitar pukul enam lewat, kami diajak menaiki bus. Kami ditemani seorang pemandu. Layaknya kami sedang berwisata yang dirancang oleh agen travel. Kami dibawa dalam suasana jalan-jalan. Pemandu wisata mengoceh menemani kami menikmati pemandangan malam Jogja. Saya pun terbawa suasana. Saya tak lagi seperti penonton yang harus masuk antrian, menunjukkan tiket, berdesakan mencari spot terbaik, dan bla bla bla. Saya merasa hanya sedang berwisata! Ini ide yang unik sekali!

Lalu sampailah kami di sebuah toko barang antik. Saya lupa di daerah mana. Pokoknya tak jauh dari Kedai Kebun Forum. Kami diajak untuk melihat-lihat. Siapa tahu ada yang berminat untuk membeli. Ini juga ide yang brilian! Sambil menyelam minum air. Sambil mengadakan pentas, sambil membantu perekonomian warga sekitar. Ada juga angkringan mini “dadakan”. Jual gorengan dan juga wedang jahe.

Akhirnya, kami melihat tempat duduk dari kayu tersusun rapi bertingkat. Kami semua pasti sudah menduga itu adalah tempat pementasannya. Saya dan vendri memilih kursi paling belakang. Sip! Pandangan mata aman. Hahaha. Pemandu terus mengoceh tentang barang-barang antik. Namun tiba-tiba lampu toko mati!

Perlahan hanya lampu panggung yang menyala. Pementasan dimulai! Para mas-mas dan mbak-mbak masuk ruangan, membawa boneka. Merekalah yang memainkan boneka-boneka dan berdrama. Hebat! Beberapa detik pertama saya masih menonton mas-mas dan mbak-mbaknya memainkan boneka. Namun setelah itu saya tak lagi melihat mereka. Fokus saya beralih kepada boneka-boneka berwajah sendu. Hebat! Inilah kehebatan Pappermoon, membuat boneka-boneka seolah hidup! Membuat mimik wajah boneka-boneka itu hidup! Saya dan penonton lainnya terhanyut dalam suasana yang dibangun lewat ceritanya. Hebat sekali!

Saya tak akan menjelaskan tentang ceritanya. Lebih enak kalau dinikmati sendiri soalnya. Hahaha. Yang jelas, pementasan berjudul Setjangkir Kopi dari Plaja yang diangkat dari kisah nyata ini sungguh hebat! Konsep pementasannya oke sekali! Setidaknya bagi saya, yang baru pertama menonton pementasan mereka.

Kurang lebih selama satu jam pementasan berlangsung. Lampu hidup! Para pemain boneka keluar bersama menyapa penonton. Memperkenalkan diri. setelah itu pemandu masih saja mengoceh menjajakan barang-barang antik dan hidangan angkringan. Berlaku seolah tidak terjadi apa-apa selama mati lampu. Ini ide yang lagi-lagi unik! Pembawa acara tak harus layaknya pembawa acara.

Setelah puas saling bersapa dan makan-makan. Kami semua pulang ke Kedai Kebun Forum. Naik bus lagi dong tentu saja. Eh bagaimana kesan vendri ya? Semoga sama seperti saya. Hahaha. Wah, sungguh pengalaman hari itu adalah pengalaman berwisata yang unik sekali! Menonton Setjangkir Kopi dari Plaja. Sungguh.

Catatan: Tidak beruntungnya, saya tidak membawa kamera. Terima kasih sayang, sudah mengajakku :)

Comments

Popular posts from this blog

'Ke Sana' - nya Float

Ayu Rianna Amardhi: Sang Putri Indonesia dari Komunikasi

Sensasi Bermusik Live