Suatu kali saya mengetik tweet dan me-mention @float_project. Isinya ungkapan kekaguman saya pada lagu-lagu mereka yang bagus (setidaknya bagi saya pribadi). Lalu tweet saya pun dibalas. Saya tak mau begitu saja terputus hubungan. Halah bahasaku elek banget. Hahaha. Maksud saya mumpung tweet saya dibalas, alangkah baiknya saya mengungkapkan pertanyaan saya yang lain. Daripada dipendam nanti malah jadi gundam. Opo to yooo... Jadi beginilah, ada cerita tentang cerita dibalik lagu Float yang berjudul “Ke Sana”. Karena saya selalu merasa haru setiap kali mendengarkannya. Saya penasaran sebenarnya apakah maksud Hotma ‘Meng’ Roni Simamora menulis lagu ini. Lalu saya tanyakan saja, seperti ini ceritanya: • @andanggita: @float_project kalau bikin lagu selalu bagus :')” • Float @float_project 20 Dec Aaah.. Trimakasih. ;) “@andanggita: @float_project kalau bikin lagu selalu bagus :')” • Adriana Andang @andanggita 20 Dec @float_project sama-samaaa, boleh tahu ngga? sebenarnya lagu...
Oleh: Adriana Andang Gitasari Siapa bilang kegiatan mahasiswa hanya berkutat pada segudang tugas-tugas perkuliahan? Seperti gadis kelahiran 5 September 1988 yang satu ini, Ayu Rianna Amardhi. Pribadi yang akrab disapa dengan Ima ini masih tercatat sebagai mahasiswi S1 Jurusan Ilmu Komunikasi UGM semester enam. Walaupun disibukan dengan berbagai kegiatan dan tugas perkuliahan, ia masih sempat meraih prestasi sebagai Finalis Putri Indonesia 2009. Awal September tahun lalu, ia dihubungi staf Agensi Model Samurai Pro bahwa ada audisi pemilihan Putri Indonesia 2009. “Akhirnya dengan modal nekat dan persiapan yang cuma seminggu, saya nyobain ikut audisi”, ujar gadis berkulit putih ini. Audisinya pun terbilang sangat ketat. Ima harus melewati beberapa tahap seleksi di tingkat daerah dan menyisihkan 35 peserta lainnya. Seminggu kemudian, Ia mendapat kabar dari Yayasan Putri Indonesia bahwa ialah yang terpilih menjadi wakil Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia berangkat ke Jakarta untuk ...
Sudah kurang lebih setahun saya menjadi freelance reporter di sebuah majalah anak muda lokal Jogja. Menjadi reporter di majalah ini tentunya saya dituntut harus bisa melaksanakan liputan di lapangan, baik wawancara narasumber atau meliput event. Di setiap kesempatan liputan ini saya pun harus selalu membawa beberapa alat tempur. Apa sajakah itu? Pulpen dan Buku Catatan Saya bisa saja menggunakan handphone untuk mencatat data-fakta penting selama liputan. Namun ketika saya memerlukan wawancara dengan narasumber, saya lebih suka membawa alat tulis ini. Menulis data penting seperti nama orang, alamat, dan lain-lain di buku catatan lebih aman daripada di handphone. Alasannya? Handpone lebih sering digunakan, apabila tidak hati-hati bisa-bisa saya tidak sengaja menghapus catatan penting di dalamnya. Handphone juga lebih rawan jatuh, dicuri, dan semacamnya. Ya paling aman sih memang menyimpan data tersebut di handphone dan buku catatan dan menjaganya jangan sampai hilang. Hehehe. Handp...
Comments
Post a Comment