Kado Valentine

“Dino, kamu mau ngasih kado siapa besok hari valentine?” tanya Jeri membuyarkan lamunan Dino. “Oh, valentine? Aku tidak tahu. Lagian selama ini aku tidak pernah merayakannya.” Jawab Dino datar. “Kalau aku sih, mau ngasih Tata coklat, hehehe”. Jeri tertawa kecil. “Dasar kamu ini kecil-kecil udah mulai pacaran ya.” Dino meledek Jeri. “Ngaco kamu. Tata kan kemarin sudah menolongku waktu terjatuh dari sepeda. Aku cuma ingin berterima kasih,” sanggah Jeri. Tak lama kemudian bel berbunyi. Mereka pun masuk kelas.


Sepulang sekolah, Dino bermalas-malasan di rumah. Ia terus menonton televisi. Sampai ia tidak sadar orangtuanya sudah pulang. “Lho, mama kapan pulang?” tanya Dino. “Dasar kamu, mama sudah pulang daritadi lho.” Dino tetap saja menonton televisi. Mama yang memperhatikan kelakuan Dino menjadi jengkel.
“Dino! Cepat mandi, lalu makan. Jangan lupa kerjakan PR ya,” seru Mama. Bukannya menuruti perkataan Mama, Dino malah asyik bermain game di komputer. “Lho kamu itu gimana sih, ayo...” sebelum Mama selesai bicara, Dino segera menimpalinya. “Ah mama, daritadi ngomel-ngomel. Dino lagi asyik main ma.” Mama menghela napas panjang. Mama berlalu meninggalkan Dino. Dino tetap bermain game sampai larut malam.


Paginya Dino bangun kesiangan. “Mama gimana sih, kenapa tidak membangunkanku?” Dino marah. “Lho siapa suruh main game sampai larut malam. Cepat mandi, papamu sudah menunggu,” kata Mama. Dino terburu-buru sampai lupa sarapan.
Sampai di sekolah, perut Dino terus keroncongan. Ia lupa meminta uang saku. Akibatnya ia tidak bisa jajan. “Duh, sial sekali hari ini aku, Jer.” Dino mengeluh kepada Jeri. “Pasti kesiangan lagi.” Rupanya Jeri sudah tahu betul kebiasaan buruk Dino. “Ngomong-omong, aku tidak melihatmu mengumpulkan tugas yang diberi bu guru kemarin?” tanya Jeri.
“Astaga!” Dino lagi-lagi lupa mengerjakan tugas. “Semalam aku asyik bermain game Jer,” aku Dino. “Pasti bu guru memberimu hukuman.” Benar apa yang dikatakan Jeri. Pada jam pelajaran berikutnya Dino dihukum. Ia berdiri di depan kelas sampai pelajaran usai.


Sepanjang perjalanan pulang, Dino merasa sedih. Ini bukan pertama kalinya ia dihukum. Ia terkenal di kelas karena kemalasannya. Bahkan ia tidak jera dengan kebiasaan buruknya itu. Namun hari itu ia merasa berbeda. Ia merasa sangat menyesal atas perbuatannya. Tiba-tiba ia teringat dengan pertanyaan Jeri kemarin. Kado valentine untuk siapa?
Hari valentine tinggal sehari lagi. Berarti besok dong? Gumam Dino dalam hati. Dino ingin memberi kado kepada orang yang disayanginya. Papa dan mama. Apa ya? Pikirnya dalam hati. Aha! Ia tahu harus memberi apa.


Sampai di rumah sudah ada papa dan mama. “Eh anak papa sudah pulang,” sapa papa sambil menonton televisi. “Lho tumben papa sudah pulang,” tanya Dino heran. “Iya, hari ini tidak banyak kerjaan Do. Sana makan siang dulu,” ujar Papa.
Setelah kenyang makan, Dino bersikap lain dari biasanya. Ia membantu mama mencuci alat-alat dapur. Mama terheran-heran melihatnya. “Mama kok ngliatin aku aneh gitu sih?” Mama berhenti mengelap piring. Tersadar oleh pertanyaan Dino. “Eh, kamu tidak menonton televisi? Jam segini kan ada acara kesayanganmu.” Mama bertanya balik. “Nggak ah ma, Dino mau ngerjain PR aja,” jawabnya. Dino berlalu meninggalkan mama. Mama pun bercerita kepada Papa. Mereka lalu memeriksa kamar Dino. Dilihatnya Dino benar-benar sedang mengerjakan pekerjaan rumah.


Keesokan paginya, Dino bangun lebih awal dari biasanya. Bahkan lebih awal dari papa. Ia mandi lalu menyiapkan seragam dan alat sekolahnya sendiri. Mama benar-benar bingung dibuatnya. Dino tidak terlambat hari ini.
Di sekolah, semua anak-anak riuh berbagi coklat. Namun Dino tidak ikut-ikutan. Ia hanya mengucapkan selamat hari valentine pada Jeri. Lalu ia bercerita pada sahabatnya itu tentang rencananya. Jeri tersenyum bahagia mendengarnya. Dino tidak sabar ingin segera pulang.


Dag dig dug. Itulah yang dirasakan Dino. Rupanya ia sudah menanti kedatangan Papa dan Mama. Ia terus melihat jam dinding. Terdengar suara sepeda motor dari luar. Yes! Papa dan mama pulang! Teriak Dino lirih. Saat papa dan mama membuka pintu, Dino berteriak. “Selamat hari valentine Papa dan Mama!” Papa dan Mama terkejut. Ruangan terlihat bersih dan rapi. “Do, kamu membersihkan semua ini?” tanya Mama. “Ini kado valentine buat papa dan mama.” Dino tersenyum-senyum.
“Haha, Dino cuma ingin berubah pa, ma. Dino mau jadi anak yang rajin. Habis nggak enak jadi anak malas,” ujar Dino. Papa dan mama mengerti sekarang. Tidak perlu hadiah coklat atau bunga. Niat baik Dino adalah kado terindah di hari valentine ini. “Terima kasih Dino. Selamat hari valentine!” Papa dan mama mencium pipi Dino.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

'Ke Sana' - nya Float

Ayu Rianna Amardhi: Sang Putri Indonesia dari Komunikasi

Sensasi Bermusik Live